Tuesday, October 4, 2011

Cosplay - hobby, fame and money

Cosplay for Hobby

Sebetulnya dalam sejarah cosplay di Indonesia awalnya murni untuk hobby. Teman- teman datang di event dengan tujuan untuk  sesama cosplayer. Mereka bercanda dan bersenda gurau, sesekali berbagi info tentang pembuatan costum dan dengan serunya membahas anime atau game yang sedang populer. Saya ingat saat itu betapa saya merasa canggung kalau saya tidak tau game, film atau komik yang mereka bahas. Kadang senyum- senyum sendiri saat mereka menirukan mimik dari karakter film. Saat itu hampir semua event di lakukan oleh organisasi non-profit seperti Japan foundation, group penggemar kebudayaan Jepang di kampus dan sebagainya, kebersamaan lebih di utamakan, sederhana tapi hangat.

Kemudian karena dengan costum yang menarik tersebut, para kameko juga datang, tapi kebanyakan masih malu- malu mendekati cosplayer, dan saat itu teknologi kamera belum secanggih saat ini. Belum banyak kamera profesional dengan lensa eksotik di dalam acara- acara cosplay. Saya sendiri saat itu walau suka dengan anime dan cosplay tapi belum mampu untuk membeli kamera profesional. Kemudian saat saya beli kamera SLR dengan senang hati mencoba peralatan baru ku (2006). Tapi karena para cosplayer ramah- ramah, dan ternyata ada peraturan tak tertulis bahwa cosplayer seharusnya bersedia untuk di foto dan berpose seperti karakternya bila di minta maka menjadi surga bagi kameko. Maka dari itu sampai sekarang hubungan cosplayer dan kamera boy selalu terjaga.
Terus terang setelah itu saya ga ikutin perkembangan cosplay lama sekali karena kesibukan saya, sehingga tidak mengikuti perkembangannya. Lagi pula saat itu saya sudah menjual peralatan fotografi karena kebanyakan nganggur dan dari pada harga turun mending di jual saja. Dan kebetulan semua hasil foto dari kamera pocket sebelum membeli SLR hilang, gone with the wind, karena hard disk rusak alias bad sector. Saya sangat menyayangkan hal tersebut dan kemudian saya kembali ke cosplay sekitar 2 tahun lalu.
Saat itu saya berbekal kamera baru dengan merek baru pula (pengen coba merek sebelah) saya dengan senang hati dan berlari lari kecil pergi ke event cosplay. Ternyata ga ketemu cosplayer yang di kenal dahulu, tapi ga masalah karena banyak berkenalan dengan cosplayer baru juga sangat ramah. Kebetulan saya datang di acara cosplay di Kelapa Gading, dan dari mereka saya dapat info acara berikutnya dan seterusnya. Kadang kala saya juga di ajak untuk foto session bersama sama, wah senangnya dapat kenalan baru yang ramah- ramah.
Setelah kembali ke dunia cosplay, pandangan saya terhadap dunia cosplay adalah "makin maju dengan pesat". Banyak sekali event yang diadakan, banyak sekali lomba dan banyak newbie- newbie bermunculan. Event- event tersebut diadakan oleh pihak sponsor yang saling menguntungkan antara cosplayer dan mereka. Cosplayer bisa berkumpul lebih sering sehingga lebih akrab, dan sponsor mendapatkan pengunjung. Apalagi beberapa sponsor event yang memang di tujukan untuk cosplayer seperti perusahaan game atau majalah. Karena bisa hampir dipastikan cosplayer adalah penggemar game atau mencari tokoh dari game untuk costumnya.
Kemudian saya jadi lebih semangat dan karena saya tanya sana sini untuk info acara cosplay maka saya pikir "wah kita perlu wadah yang semua info tentang cosplay tersedia. Dua tahun lalu saya membuat Cosplay of Indonesia untuk menjadi pusat informasi untuk cosplayer dan penggemar (seperti saya) dan wadah bagi cosplayer dan membantu cosplayer untuk menyalurkan cita- citanya di dunia cosplay. Kemudian dengan berjalannya waktu kita sering di tanya tentang event dan sebagainya yang mungkin beberapa saat lalu sudah di sebarkan (maklum terdorong oleh status facebook lainnya) maka menurut saya kita perlu satu website sebagai pusat informasi tersebut. Sehingga teman teman bisa lebih mudah untuk mengekspresikan diri dan mencari informasi. kemudian lahirlah www.idcosplayer.com

Cosplay for Fame and Money

Banyak informasi, saran dan cerita di balik cosplay secara langsung dan tidak langsung dari para teman- teman, baik senior, newbie dan kameko. Kemudian saya sadar Ternyata banyak alasan orang bercosplay, tapi pada intinya cosplay sebagai hobby tetap ada walau mereka mempunyai perbedaan tujuan tambahan. Alasan beragam ini bisa berawal dari profesi sebelumnya seperti pembuat sepatu sehingga busa hati adalah kesehariannya kemudian terjun di cosplay, atau sebetulnya dia disainer dan penjahit dan ingin mengekspresikan kemampuannya. Tapi tujuan selain kesenangan sebagai hobby, yang paling menjadi kontrofersi adalah, ketenaran dan uang. Hal ini tidak bisa di hindari karena banyaknya lomba dengan hadiah yang menggiurkan.

Kebanyakan cosplayer yang ingin menang lomba itu masih mengedepankan hobby. Saya berpendapat seperti itu karena bila melihat kegiatan dan status di jejaringan sosial mereka suka membahas karakter, atau sering gemes terhadap karakter tertentu, bahkan mencorat coret untuk mendisain beragam karakter. Mungkin salah satu alasan bercosplay untuk uang adalah membuat costum yang keren itu mahal, dan belum tentu semua cosplayer mampu untuk itu. Menurut saya hal tersebut masih bisa di bilang positif, cosplayer jadi terpacu untuk membuat costum yang terbaik. Mungkin karena hal tersebut costume yang di buat saat sekarang lebih tinggi kualitasnya.
Selain alasan cosplayer berlomba tersebut ternyata banyak juga yang melakukannya untuk hal lain, misalkan saja ketenaran. Karena event sangat banyak maka untuk tenar lebih mudah, walaupun hanya sebatas dunia cosplay tapi itu saja ribuan orang yang memperhatikan. Tenar ini dalam artian mencari teman, karena tidak bisa di pungkiri semakin tenar maka semakin banyak teman. Ketenaran ini akan menyebar ke seluruh daerah dan suatu kebanggaan tersendiri bila mendapatkan teman dari berbagai tempat. Mungkin efek dari pencarian ketenaran yang paling sulit di terima teman- teman adalah semakin tenar maka cosplayer memperlakukan orang lain sebagai fan nya, bukan teman lagi. Kita harus ingat kita besar dari komunitas dari teman- teman maka seharusnyalah kita berlaku sopan dan menghargai teman teman dan komunitas yang membesarkan kita.

Sebetulnya banyak alasan lain yang saya tahu, misalkan peningkatan kepercayaan diri, bertamasya ke dunia fantasi yang lebih baik dari kenyataan dan sebagainya. Alasan- alasan psykologis ini menarik bagi saya yang berusaha menjadi humanis (versi saya adalah mencintai dan mengerti keunikan manusia sebagai suatu pribadi, melihat segalanya dengan hati). Jadi saya maklum kalau misalkan ada cosplayer yang sebelumnya sering di bully dan benci dan takut sekitarnya dan kemudian bercosplay untuk mencari teman yang lebih baik. Ga ada yang salah dengan hal tersebut, dan ga ada yang salah dengan semua tujuan awal masing masing, karena semua tujuan itu tidak menyakiti orang lain, masih berputar pada pemenuhan dan penyelesaian masalah pribadi, yang seharusnya tidak akan merugikan orang lain. Tapi keterlenaan terhadap tujuan diri sendiri itu yang mengakibatkan banyak masalah.
Dari semua ragam tujuan tersebut sering kali mengakibatkan hal- hal yang tidak di inginkan, misalkan persaingan menjadi kuat, black campaign (menjelekkan pihak lain), rumor dan sebagainya. Bahkan mungkin ada yang berpendapat semakin banyak membuat masalah maka dia menjadi tenar, dan kalau sudah tenar baru berubah untuk mencari simpati. Hemmm cara yang saya sebutkan terakhir ini paling sulit keberhasilannya menurut saya, karena kalau berkali- kali lebih sulit orang untuk memaafkannya.

Hal hal tersebut menjadi alasan para pemerhati cosplay lama menjadi kurang nyaman, bahkan menganggap bila tidak mempunyai hati yang stabil maka tidak akan kuat. Bayangkan saja kita melakukan sesuatu maka beragam pandangan yang tercipta. Bisa maklum, bisa mendukung, bisa simpatik juga bisa empati. Perbedaan hasil yang ingin di capai dari pandangan orang tersebut tidak bisa di hindari di komunitas besar manapun. Karena banyak orang, banyak pendapat, dan pendapat pendapat tersebut menjadi pokok bahasan kelompok kelompok pertemanan yang mungkin mengakibatkan isu- isu dan rumor.
Bila tujuan cosplay untuk hobby maka hal tersebut jarang menjadi masalah, karena kita mementingkan kekeluargaan, tapi bila untuk hal yang lain maka persaingan dan sikut- sikutan yang seharusnya tidak terjadi menjadi ada.

Saran saya kepada teman- teman adalah pintar pintarlah memilah- milah informasi, bedakan antara informasi dan opini. Karena opini, walau penting, itu lebih cenderung ke subjektif. Kenapa penting, karena opini yang terkumpul dan di setujui bersama bisa berubah menjadi isu, karena semua orang menyetujui kebenarannya. Masalahnya bila teman mempunyai pendapat miring terhadap orang lain kebanyakan karena tidak mau menentangnya untuk alasan tidak mau menyakiti atau menyinggung pembicara atau tidak mau mencari masalah. Akhirnya rumor- rumor tersebut menjadi menjamur dan berubah dari opini menjadi informasi.

Dari semua hal diatas saya berpendapat dunia cosplay tidak bisa di pungkiri mengarah ke hal positif. Dengan banyaknya event maka cosplayer sering berkumpul dan tentunya mereka mencari teman dengan tujuan dan keselarasan hati. Jadi mereka membuat club, komunitas, kelompok yang sering kali karena kekompakannya menjadi besar bahkan menjadi cosplay event organiser. Tapi kita perlu melakukan sesuatu terhadap side effect dari komunitas yang makin besar dan berisi pribadi- pribadi yang beragam tersebut (jangan salah, hal ini terjadi di komunitas manapun yang makin besar). Maka karena kita suka dan hidup di komunitas cosplay, kita harus mencoba berdiri dengan kampanye tentang hati. Semua ini bertujuan agar kita bisa lebih kompak, lebih stabil, dan pemenuhan tujuan bercosplay dapat di fasilitasi tanpa mengakibatkan hal negatif. Kita tidak bisa berjalan sendiri harus dari dukungan teman- teman, lihatlah dengan hati, cobalah mengerti. Pikirkan akibat- akibat dari opini- opini yang mungkin terjadi dalam bermasyarakat.

Sebetulnya hal yang rumit sering kali bisa di selesaikan dengan hal yang sederhana yaitu pengertian!!!

http://www.idcosplayer.com/

No comments:

Post a Comment